“Hampir Fotografer” oleh @JerryAurum

Siang tadi saya mampir ke Decorous Art Gallery di Gedung 89, Jl Kemang Raya No 89 Jakarta Selatan. Tujuannya, mengintip fotografer fashion dan komersial kondang, Jerry Aurum, meluncurkan buku ketiganya bertajuk “Hampir Fotografer”.

Jerry Aurum ini menurut saya seorang jenius. Ia kelahiran 1976, kuliah di ITB dan lulus dengan predikat cum laude. Selain sukses sebagai fotografer, Jerry juga terkenal sebagai pemilik rumah desain, pengusaha, serta pembicara di berbagai acara. Karya-karya foto Jerry juga bertebaran di papan-papan reklame ibukota, dan mendapat berbagai penghargaan di pentas nasional dan internasional. 

Sepenglihatan saya, baik dari cover maupun setelah membolak-balik secara sekilas, buku ketiga ini kurang ‘serius’ dibanding kedua buku sebelumnya, “Femalography” dan “In My Room”. Buku pertama Jerry benar-benar terlihat sebagai state of the art-nya buku bertema fotografi fashion, sementara buku kedua, meskipun lebih santai dengan cara memotret orang-orang tenar di kamar mereka sendiri, tetap terasa penuh ‘perhitungan’.

Buku ketiga, Jerry lebih santai lagi. Di cover, terlihat foto dirinya dibalut sketsa bergambar kamera dan tas selempang. Di kanan-kirinya ada sketsa gedung-gedung berjajar. Saya duga, ini merupakan cara Jerry menunjukkan bahwa ia bukan ‘produk’ sekolah fotografi, tapi produk sekolah jalanan alias belajar di jalan.

Selain menyoal cover, bahasa yang Jerry gunakan dalam buku sangat informal. Tak jarang ia mengungkapkan pemikirannya dengan cara yang nyeleneh ataupun setengah bercanda. Dan ini membuat saya yang membacanya jadi tersenyum dan berpikir, wah, ternyata belajar fotografi bisa tidak mesti dengan ‘serius’.

Jerry membagi bukunya menjadi 30 chapter yang menarik. Ada bagian travel, street photography, memotret artis, uang, hingga takdir. Dari judul-judul tersebut, saya pikir sudah cukup menggambarkan betapa pembahasan dalam buku ini sangat luas, namun realistis. Oh, sebagai bocoran, buku ini juga mengupas hal-hal yang – katanya – dianggap tabu untuk dibicarakan di kalangan fotografer. Toh, Jerry blak-blakan saja membicarakannya.

Buat saya, Hampir Fotografer adalah buku wajib bagi peminat, praktisi, maupun pengamat fotografi. Banyak inspirasi yang bisa didapatkan dari buku tersebut. Dan sialnya, ia membuat saya jadi ingin membeli kamera lagi. Waduh!